Wednesday, July 07, 2004

PLN Siapkan Tender Proyek Pembangkit Skala Mikro

SUARA PEMBARUAN DAILY
7 juli 2004

JAKARTA - PT PLN (Persero) tengah menyiapkan tender untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro (PLTM), pembangkit listrik tenaga air (PLTA) skala kecil, serta pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Saat ini pendanaan proyek-proyek tersebut telah disetujui oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). Namun, belum diketahui secara pasti berapa besar investasi yang diperlukan guna pengembangan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan itu.

Direktur Utama PLN Eddie Widiono mengungkapkan hal itu dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi V DPR di Jakarta, Selasa (6/7). Menurut Eddie, dimulainya tender itu merupakan realisasi komitmen PLN terhadap pengembangan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan, yang pada masa-masa mendatang harus didorong pemanfaatannya.

Hingga saat ini, untuk mengatasi kekurangan pasokan energi, PLN sangat mengandalkan pembelian listrik dari pembangkit-pembangkit skala mikro, terutama yang bersumber dari pemanfaatan energi terbarukan, seperti air dan tenaga panas bumi.

"Untuk listrik dari pembangkit energi terbarukan, kita masih harus membeli dari pihak lain. Tapi ke depan, PLN akan melakukan pembangunan beberapa PLTM, PLTA skala kecil, dan PLTP dengan dana pinjaman dari ADB,'' katanya.

Dia menambahkan, selain memanfaatlkan sumber-sumber energi terbarukan itu, nantinya PLN juga akan melakukan studi terhadap energi alternatif yang juga merupakan energi terbarukan, yakni tenaga angin, biomas, tenaga surya, maupun minihydro.

Sedangkan, guna memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat, sejak beberapa tahun lalu PLN menjalin kontrak pembelian dari pembangkit energi terbarukan yang tersebar di beberapa wilayah di hampir seluruh Indonesia, antara lain dari PLTA Jatiluhur, PLTA Asahan, PLTP Drajat, PLTP Gunung Salak, PLTP Lahendong, PLTM Kolondom, dan PLTM Werba Fak-fak.

Obligasi

Dalam kesempatan yang sama, Eddie juga menjelaskan mengenai rencana penerbitan obligasi ketujuh maksimal sebesar Rp1,5 triliun pada semester kedua 2004. Penerbitan obligasi itu nantinya ditawarkan tanpa jaminan (clean).

"Pemegang saham sudah menyetujui Rp 1,5 triliun. Tapi, kami akan melihat kondisi pasar mengenai berapa jumlahnya,'' katanya.

Dia mengakui, beberapa waktu lalu PLN telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk, dan PT Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek untuk penerbitan obligasi tersebut.

Menurut dia, 100 persen dana hasil obligasi itu akan digunakan untuk penyelesaian utang (refinancing) PT PLN (Persero) pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTU) Muara Tawar II.

Saat didesak kapan penawaran akan dilakukan, Eddie menolak menjawab. Dia juga mengaku belum mengetahui nilai pasti obligasi itu ataupun imbal hasilnya. Namun, dia optimistis, obligasi tetap akan diminati para investor meskipun ditawarkan tanpa jaminan.

"Apalagi melihat kinerja semester satu yang cukup baik. Kami yakin meski ditawarkan tanpa jaminan obligasi ini masih akan diterima oleh masyarakat,'' katanya.


Tambah Mesin

Sementara dari Bangka Belitung dilaporkan, General Manager PT PLN Wilayah Bangka Belitung, Karel Sampe Pajung mengungkapkan, pemasangan dua unit mesin pembangkit listrik baru oleh PLN di wilayah kerjanya akan selesai pada akhir Desember 2004. Dengan demikian akan ada tambahan daya sebesar 10 megawatt (MW)untuk mengatasi krisis listrik di wilayah itu.

Saat ini sudah tercatat sekitar 10.000 calon pelanggan dalam daftar tunggu untuk pemasangan listrik. Apabila dua unit mesin itu beroperasi, diperkirakan dapat melayani sekitar 2.000 hingga 3.000 orang sesuai dengan daya yang tersedia sekitar 8 MW, sedangkan sisanya untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan. (H-13/055)

No comments: