Sunday, July 25, 2004

Dinas P dan P Turunkan Tim Pantau MOS

* Aksi Perploncoan akan Dikenai Sanksi
http://www.indomedia.com/bernas/072001/16/UTAMA/16pel1.htm

Danurejan, Bernas
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P & P) Kota Yogyakarta Drs Sugito MSi mengatakan, mulai hari ini, Senin (16/7) sampai Rabu (18/7) pihaknya menurunkan Tim Pemantau Masa Orientasi Siswa (MOS) baik SLTP, SMU maupun SMK.
Bila selama pelaksanaan MOS, sekolah melakukan kegiatan yang bersifat perpeloncoan, maka Tim Pemantau akan memberikan sanksi pada sekolah. Penegasan itu diungkapkan Kepala Dinas P dan P Kota Yogyakarta Drs Sugito MSi, saat dihubungi Bernas melalui telepon Minggu (15/7).
Tim yang berjumlah 36 orang ini, menurut Sugito, akan diterjunkan pada sekolah baik negeri maupun swasta. Hasil kerja pantauan tim akan dilaporkan setiap hari dan setelah berakhir pelaksanaan MOS dilakukan evaluasi.
"Kami memang memperketat dalam pelaksanaan MOS agar tidak terjadi aksi perpeloncoan. Karena aksi perpeloncoan itu sudah menjurus pada tindak kekerasan dan bukan lagi bersifat mendidik," jelas Sugito.
Sugito menambahkan pelaksanaan MOS itu mendasari pada Surat Kepala Bidang Binmud Kanwil Depdiknas DIY Nomor : 4013/IB/GM/2001 tertanggal 2 Juli 2001 perihal kegiatan MOS. Sedang pelaksanaan hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru SLTP, SMU dan SMK dilakukan kegiatan permulaan masuk sekolah diawali dengan kegiatan "Masa Orientasi Siswa" selama 3 hari.
MOS ini dimaksudkan agar siswa baru mengenal kehidupan sekolah dan menyatu dengan warga sekolah guna mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena itu perlu diupayakan kegiatan-kegiatan seperti pengenalan Wawasan Wiyata Mandala (School Based Management), tata krama siswa (penekanan etika dan moral), program dan cara belajar serta pengenalan lingkungan sekolah. Selain itu tata tertib sekolah, kegiatan intra dan ekstrakurikuler, kakak kelas, guru, kepala sekolah dan pengurus sekolah lainnya.
"Kami sangat mengharapkan agar kegiatan itu bersifat gembira, menyenangkan, penuh kekeluargaan dan bernuansa keagamaan. Juga dilaksanakan diskusi, debat dan olah pikir yang dikemas dalam bentuk sederhana. Selain itu materi lebih bersifat memberdayakan potensi dan sifat kritis siswa," tandas Sugito.
Meski demikian, imbuh Sugito, dalam pelaksanaan MOS harus melibatkan semua unsur sekolah. Juga memanfaatkan potensi lingkungan lebih bersifat dari, oleh dan untuk siswa. Selain itu tidak melakukan pelanggaran HAM dan memperhatikan lingkungan hidup. Pelaksanaan MOS agar tidak bersifat hura- hura, tidak ada pungutan biaya dan tidak diperbolehkan menggunakan atribut perpeloncoan. (kun) 

No comments: