Wednesday, July 14, 2004

43.000 Desa belum miliki akses telepon

Teknologi Informasi 14-7-04

PANDEGLANG (Bisnis): Sekitar 43.000 desa di seluruh Indonesia saat ini belum memiliki akses telepon dan menunggu realisasi kelanjutan program universal service obligation (USO) untuk 2004.
Bambang Dian Dewanto, kepala Humas Direktorat Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan mengatakan bahwa tingkat teledensitas pada daerah rural di Indonesia saat ini masih sangat rendah yaitu mencapai 0,2%.

"Saat ini, sekitar 43.000 desa-atau sebanyak 64,4% dari sekitar 72.000 desa di seluruh Indonesia-belum memiliki akses telepon," ujar dia kemarin.

Untuk menaikkan tingkat teledensitas di Indonesia, pemerintah telah berinisiatif mengadakan program USO melalui kerja sama dengan pihak-pihak lain.

Pada program USO periode 2003 pembangunan fasilitas telepon (fastel) di seluruh Indonesia mencapai 3.010 SST. Sebanyak 1.009 SST dikonsentrasikan di pulau Sumatera.

Selanjutnya di pulau Jawa sebanyak 40 SST, di pulau Kalimantan mencapai 573 SST, serta di Kawasan Timur Indonesia sebanyak 1.388 SST.

Pada hari ini (Rabu, 14 Juli) presiden Megawati Soekarnoputri dijadwalkan melakukan uji panggil sarana fastel di propinsi Banten melalui telewicara ke tiga desa tujuan kontak di kabupaten Pandeglang, yaitu desa Kertajaya Kecamatan Sumur, desa Cigorondong Kecamatan Sumur, serta Desa Cikadu Kecamatan Cibaliung.

Melalui program USO pada 2003 di propinsi Banten dibangun fastel sebanyak 40 SST dengan memanfaatkan teknologi portable fixed satellite (PFS).

Khusus untuk kabupaten Pandeglang dibangun fastel sebanyak 21 SST.

Bambang menjelaskan dalam telewicara tersebut Presiden Megawati Soekarnoputri akan melakukan kontak langsung dengan masyarakat desa setempat.

"Pada kesempatan itu masyarakat desa akan diwakili oleh kepala desa atau tokoh masyarakat setempat. Kegiatan ini merupakan bagian dari realisasi pengadaan akses telekomunikasi melalui program USO," ujar dia.

Saat realisasi USO pada 2003 pemerintah melibatkan dua perusahaan yaitu PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan PT Citra Sari Makmur (CSM).

Hal itu terkait dengan penggunaan dua jenis teknologi dalam pengadaan akses telepon di daerah rural, yaitu menggunakan teknologi portabel fixed satellite dan teknologi very small aperture terminal (VSAT).

PT PSN mendapat tugas untuk pengadaan perangkat telekomunikasi dengan memanfaatkan transmisi satelit ke 2.975 desa. Sementara PT CSM bertugas menyediakan akses telepon di 35 desa perbatasan dengan menggunakan teknologi VSAT.

Realisasi program USO merupakan bagian dari komitmen pemerintah RI untuk ikut melaksanakan deklarasi Tokyo dan sidang WSIS.

Berdasarkan deklarasi Tokyo, pada tahun 2005 kawasan Asia Pasifik harus sudah terakses informasi. Sedangkan menurut sidang WSIS pada tahun 2015 seluruh dunia diharapkan sudah terakses dengan jaringan telekomunikasi untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.

Sampai saat ini, infrastruktur telekomunikasi di Indonesia telah mencapai sekitar 8 juta SST untuk jaringan telepon tetap (fixed line), sehingga tingkat penetrasinya mencapai 3,7%. Sedangkan populasi telepon seluler telah mencapai sekitar 20 juta sambungan dengan tingkat penetrasi sekitar 9%. (trd)


No comments: