Sunday, June 20, 2004

Dephub Targetkan Tahun 2010 Telepon Masuk ke Seluruh Pelosok

Rabu, 02 Juni 2004 12:46:21 PM / Suara Pembaruan

JAKARTA - Departemen Perhubungan (Dephub) menjanjikan hingga 2010, sebanyak 43.022 desa terpencil yang selama ini belum dapat menikmati sambungan telepon akan memiliki akses telepon. Diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk merealisasikannya mencapai Rp 2,14 triliun.

"Saat ini dari 66.778 desa di seluruh Indonesia, 64,4 persennya belum memiliki akses telepon. Jumlahnya mencapai 43.022 desa. Tahun lalu sudah terealisasi 3.010 desa dengan dana subsidi dari APBN untuk USO (Universal Service Obligation/kewajiban pelayanan universal) sebesar Rp 45 miliar. Kami harapkan tahun ini pemerintah menyetujui dana USO sebesar Rp 90 miliar agar pembangunan di 3.500 desa terealisasi," tutur Direktur Telekomunikasi dan Informatika pada Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Dephub, Susilo Hartono di Jakarta, Senin (31/5).

Susilo menjelaskan, program USO itu merupakan salah satu tuntutan yang harus dilakukan setiap negara anggota Uni Telekomunikasi Internasional (International Telecommunication Union/ ITU) termasuk Indonesia. Dalam pertemuan masyarakat telekomunikasi dunia, Desember 2003, disepakati hingga 2015, seluruh desa-desa di setiap negara anggota sudah tersedia telepon dan TI (teknologi informasi).

"Masalahnya, wilayah Indonesia besar sekali, kondisi alamnya berat dan dipisahkan laut. Tetapi tuntutan itu harus dilaksanakan," ujar Susilo. Upaya itu dilakukan melalui implementasi program USO di daerah tidak menguntungkan dan terpencil.

Saat ini sambungan telepon tetap di seluruh Indonesia hanya 7,28 juta satuan sambungan telepon (sst). Teledensitas (kepadatan telepon) di Jakarta per seratus penduduk sebesar 35 persen. Kemudian di area urban sebesar 11-25 persen, dan area rural 0,2 persen.

Selama ini pelaksanaan USO dilakukan dengan teknologi satelit atau dikenal dengan PFS (portable fixed satellite) dan VSat (very small aperture terminal).

Pada tahun 2003, dari 3.010 sst yang dipasang di 3.010 desa, untuk teknologi PFS sudah terpasang 2.975 sst dan teknologi VSat sebanyak 35 sst. "Sebenarnya target pembangunan USO tahun 2003 sebanyak 7.500 desa. Namun akibat keterbatasan dana dan waktu pembangunan, maka target itu tidak tercapai," tukas dia.

Menurut informasi yang diperoleh Pembaruan, saat ini Dephub sedang mengkaji rencana pengubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 tahun 2000 soal Pendapatan Negara Bukan Pajak di sektor perhubungan. Revisi itu akan mengatur kontribusi para penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi untuk pembangunan USO. Diharapkan revisi PP tersebut selesai tahun ini.

Disepakati, setiap operator dan juga penyedia jaringan memberikan 0,75 persen dari pendapatan perusahaan mereka untuk disetorkan ke kas negara. Namun dengan syarat, dana yang terkumpul itu 100 persen harus digunakan untuk pembangunan USO.

Mulai 2005 diharapkan kontribusi USO yang terkumpul sebesar Rp 266 miliar dan akan digunakan untuk pembangunan sambungan telepon di 4.500 desa. Satu desa mendapatkan satu sst. Kemudian tahun 2006 diharapkan dapat terkumpul Rp 294 miliar untuk 5.100 desa, 2007 senilai Rp 323 miliar untuk 6.000 desa dan tahun 2008 sebesar Rp 355 miliar untuk 6.500 desa.

Selanjutnya pada tahun 2009 untuk 7.000 desa dibutuhkan dana Rp 390 miliar, dan tahun 2010 dibutuhkan dana sebesar Rp 429 miliar untuk 7.390 desa. (Y-4) JAKARTA - Departemen Perhubungan (Dephub) menjanjikan hingga 2010, sebanyak 43.022 desa terpencil yang selama ini belum dapat menikmati sambungan telepon akan memiliki akses telepon. Diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk merealisasikannya mencapai Rp 2,14 triliun.

"Saat ini dari 66.778 desa di seluruh Indonesia, 64,4 persennya belum memiliki akses telepon. Jumlahnya mencapai 43.022 desa. Tahun lalu sudah terealisasi 3.010 desa dengan dana subsidi dari APBN untuk USO (Universal Service Obligation/kewajiban pelayanan universal) sebesar Rp 45 miliar. Kami harapkan tahun ini pemerintah menyetujui dana USO sebesar Rp 90 miliar agar pembangunan di 3.500 desa terealisasi," tutur Direktur Telekomunikasi dan Informatika pada Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Dephub, Susilo Hartono di Jakarta, Senin (31/5).

Susilo menjelaskan, program USO itu merupakan salah satu tuntutan yang harus dilakukan setiap negara anggota Uni Telekomunikasi Internasional (International Telecommunication Union/ ITU) termasuk Indonesia. Dalam pertemuan masyarakat telekomunikasi dunia, Desember 2003, disepakati hingga 2015, seluruh desa-desa di setiap negara anggota sudah tersedia telepon dan TI (teknologi informasi).

"Masalahnya, wilayah Indonesia besar sekali, kondisi alamnya berat dan dipisahkan laut. Tetapi tuntutan itu harus dilaksanakan," ujar Susilo. Upaya itu dilakukan melalui implementasi program USO di daerah tidak menguntungkan dan terpencil.

Saat ini sambungan telepon tetap di seluruh Indonesia hanya 7,28 juta satuan sambungan telepon (sst). Teledensitas (kepadatan telepon) di Jakarta per seratus penduduk sebesar 35 persen. Kemudian di area urban sebesar 11-25 persen, dan area rural 0,2 persen.

Selama ini pelaksanaan USO dilakukan dengan teknologi satelit atau dikenal dengan PFS (portable fixed satellite) dan VSat (very small aperture terminal).

Pada tahun 2003, dari 3.010 sst yang dipasang di 3.010 desa, untuk teknologi PFS sudah terpasang 2.975 sst dan teknologi VSat sebanyak 35 sst. "Sebenarnya target pembangunan USO tahun 2003 sebanyak 7.500 desa. Namun akibat keterbatasan dana dan waktu pembangunan, maka target itu tidak tercapai," tukas dia.

Menurut informasi yang diperoleh Pembaruan, saat ini Dephub sedang mengkaji rencana pengubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 tahun 2000 soal Pendapatan Negara Bukan Pajak di sektor perhubungan. Revisi itu akan mengatur kontribusi para penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi untuk pembangunan USO. Diharapkan revisi PP tersebut selesai tahun ini.

Disepakati, setiap operator dan juga penyedia jaringan memberikan 0,75 persen dari pendapatan perusahaan mereka untuk disetorkan ke kas negara. Namun dengan syarat, dana yang terkumpul itu 100 persen harus digunakan untuk pembangunan USO.

Mulai 2005 diharapkan kontribusi USO yang terkumpul sebesar Rp 266 miliar dan akan digunakan untuk pembangunan sambungan telepon di 4.500 desa. Satu desa mendapatkan satu sst. Kemudian tahun 2006 diharapkan dapat terkumpul Rp 294 miliar untuk 5.100 desa, 2007 senilai Rp 323 miliar untuk 6.000 desa dan tahun 2008 sebesar Rp 355 miliar untuk 6.500 desa.

Selanjutnya pada tahun 2009 untuk 7.000 desa dibutuhkan dana Rp 390 miliar, dan tahun 2010 dibutuhkan dana sebesar Rp 429 miliar untuk 7.390 desa. (Y-4)



No comments: