Monday, August 02, 2004

Korea Telecom garap e-Indonesia

Teknologi Informasi / 3 Agustus 2004

JAKARTA (Bisnis): Korea Telecom menggandeng konsorsium lokal menggarap proyek e-Indonesia berupa pembangunan jaringan akses pita lebar (broadband) yang akan menjadi backbone penyelenggaraan e-government di Indonesia.
J.B. Kristiadi, Sekretaris Menkominfo, mengatakan pada tahap awal proyek e-Indonesia tersebut diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar US$26 juta yang ditargetkan menjangkau Jawa, Bali, dan Sumatra akhir tahun ini.
"Dalam proyek ini pemerintah tidak ikut campur tangan melainkan hanya sebagai fasilitator. Yang melaksanakan proyek murni sifatnya B2B (business to business) dan dibuka sepenuhnya bagi swasta," katanya kepada Bisnis kemarin.
Sebagai tindak lanjut dari proyek tersebut, katanya, pemerintah Indonesia yang diwakili Menkominfo dan Menteri TI Korea Selatan sudah menandatangani nota kesepakatan bersama pada 29 Juli 2004 lalu.
Dalam kesepakatan yang bersifat lebih operasional itu, Kristiadi mengatakan pemerintah Korea berkomitmen membantu secara teknis dari proyek e-Indonesia dan kedua kementerian juga sepakat untuk memfasilitasi pelatihan dan bantuan tenaga ahli.
Adapun penyelenggara proyek, tutur dia, Korea Telecom menggandeng PT PLN sebagai koordinator, serta PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), dan Pro Indo.
Menurut dia, pihak Korea Telecom menunjuk PT PLN sebagai koordinator dari konsorsium lokal karena telah memiliki infrastruktur jaringan serat optik di Jawa dan Bali.
Sebagai bagian dari e-strategy nasional, tambahnya, proyek e-Indonesia memang diprioritaskan untuk menyediakan layanan broadband agar bisa digunakan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah serta masyarakat untuk akses e-government.
"Barangnya sebetulnya sudah ada hanya mengkoneksikan pada beberapa point-nya saja. Saya memperkirakan dalam waktu enam bulan sudah operasional terutama di wilayah yang sudah terjangkau jaringan fiber optik PLN," katanya.
Pola pembiayaan
Dia memaparkan setelah adanya penandatanganan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Korsel, penyelenggara proyek Korea Telecom dan Konsorsium lokal juga akan segera membuat kesepakatan sendiri termasuk pola pembiayaannya.
"Sebetulnya Bank Exim Korea juga sudah siap jika diperlukan untuk membantu pembiayaan proyek e-Indonesia ini. Tapi, masalah itu diserahkan sepenuhnya kepada Korea Telecom dan Konsorsium lokal."
Sebagai gambaran backbone jaringan serat optik yang dimiliki PLN di Jawa dan Bali saat ini baru dimanfaatkan sekitar 15% sehingga kapasitasnya dapat digunakan untuk e-Indonesia.
Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informasi Syamsul Muarif mengatakan proyek e-Indonesia merupakan kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam menerapkan sistem pengelolaan peme-rintahan secara elektronik.
Kerja sama itu diwujudkan dalam bentuk perusahaan Pro Infokom Indonesia (PII) yang sahamnya dikuasai PT Telekomunikasi Indonesia, Perusahaan Listrik Negara (PLN), serta Konsorsium yang melibatkan Korea Telecom.
Saham PII sebelumnya dikuasai oleh PT Telkom Tbk sebanyak 51%, PT PLN sebanyak 25% dan sisanya oleh PT Prima Infokom. Korea Telecom merupakan salah satu pemegang saham di Prima Infokom bersama sejumlah perusahaan teknologi informasi dari Korsel.
Dalam perkembangan terakhir, Kristiadi mengatakan PII tidak lagi menangani proyek e-Indonesia melainkan hanya mengelola dari aspek software dan aplikasi e-government. Selanjutnya proyek e-Indonesia akan digarap Korea Telecom dan Konsorsium yang terdiri dari tiga perusahaan lokal.
Terkait dengan kerja sama B2B, pemerintah juga menggandeng perusahaan Korsel untuk mengembangkan e-government dan infrastruktur ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Asosiasi Peranti Lunak Telematika Indonesia (Aspiluki) dan Inter-national Cooperation Agency (ICA) for Korea beberapa waktu lalu.
Kristiadi mengatakan kerja sama kedua negara diharapkan mengisi kebutuhan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di Tanah Air yang tepat guna. (jha)


Tampilan Cetak


No comments: